Malam itu, cahaya rembulan purnama menyinariku.
Dan hangatnya tetap melekat dihatiku hingga kini
Hari itu ketika dalam perjalanan pulang,
Aku melihat bulan purnama
Warna cahayanya, sama dengan permen yang kuterima darinya
Seakan-akan permen itu rembulan
Yang perlahan-lahan mencair di dalam tenggorokaaku
Manisnya terasa sampai ke hati . . .
Dan ketika itu
Aku sadari
Inilah cinta . . .
Oh bulan purnama
Sama seperti saat pertama kali bertemu dengannya
Kalau aku tidak pernah melupakan rembulan di malam itu . . .
Dia membuatku hanyut didalamnya
Meskipun bulan purnama tak utuh lagi
Debaran hatiku ini tetap untuknya
Bulan tak selamanya purnama
Itu sebabnya
Suatu saat nanti dia akan jadi purnama lagi
Rembulan berwarna madu keemasan memandang kami
Perasaan kami pun bagaikan rembulan itu . . .
Akan purnama suatu hari nanti atau tak utuh dan gelisah
Tapi cahayanya akan terus menyinari kami
Itu sebabnya malam ini
Yang manis dan bercahaya
Bersamamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar