Minggu, 31 Oktober 2010

Rembulan

Malam itu, cahaya rembulan purnama menyinariku.

Dan hangatnya tetap melekat dihatiku hingga kini

Hari itu ketika dalam perjalanan pulang,
Aku melihat bulan purnama
Warna cahayanya, sama dengan permen yang kuterima darinya

Seakan-akan permen itu rembulan
Yang perlahan-lahan mencair di dalam tenggorokaaku
Manisnya terasa sampai ke hati . . .
Dan ketika itu
Aku sadari
Inilah cinta . . .

Oh bulan purnama
Sama seperti saat pertama kali bertemu dengannya

Kalau aku tidak pernah melupakan rembulan di malam itu . . .
Dia membuatku hanyut didalamnya

Meskipun bulan purnama tak utuh lagi

Debaran hatiku ini tetap untuknya

Bulan tak selamanya purnama
Itu sebabnya
Suatu saat nanti dia akan jadi purnama lagi

Rembulan berwarna madu keemasan memandang kami

Perasaan kami pun bagaikan rembulan itu . . .
Akan purnama suatu hari nanti atau tak utuh dan gelisah
Tapi cahayanya akan terus menyinari kami

Itu sebabnya malam ini
Akan ku kenang sebagai malam
Yang manis dan bercahaya 
Bersamamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar